Skip to main content
x
Politik
Pilwakot 2018

Rohidin Mersyah Berpeluang Menangkan Linda-Mirza

Kota Bengkulu menjadi objek politik tahun ini. Pilwakot tentu mengundang perhatian banyak pihak. Selain kepentingan politik individu, kepentingan politik partai juga ikut mempengaruhi tensinya, maklum 2019 adalah momentum membangun pondasi kekuatan dan kekuasaan politik lebih lanjut.

Bicara pilwakot, saat ini ada lima bakal pasangan yang sudah mendaftar. Tiga Dari partai dan dua dari independen. Jika lolos menjadi pasangan calon, dari tiga bapaslon, dua diantaranya akan bersaing sengit, yakni Helmi-Dedy dengan Linda-Mirza. Peluang ketiga bapaslon yang diusung partai dapat dipastikan lolos, sebab persyaratan dukungan sudah lengkap, tinggal lagi persyaratan individu balon. 

Sementara ESD-Zarkasi dipredikasi akan menjadi kuda hitam. Dua pasangan lainnya yakni David-Bakcsir dan Jahin-Khairunisa, masih harus berjuang supaya lolos dari verifikasi faktual dukungan KTP. 

Kekuatan dan dukungan politik Helmi Hasan tidak dapat dipandang sebelah mata. Selain didukung koalisi partai besar, Helmi Hasan juga menggandeng tokoh pemuda Dedy Wahyudi. Dedy Wahyudi adalah tokoh pers yang cukup populer, menguasi persoalan kota juga interpreneur muda. Dua pasangan ini sama-sama mantan aktifis yang merintis karir dari bawah. Helmi dimulai dari berkecimpung di HMI, kemudian berkarir ke partai PAN. Sedangkan Dedy selain pernah berproses di HMI, dia juga merintis karir dari mulai menjadi seorang wartawan, kemudian takdir menempatkannya menduduki jabatan 'leadher' di media Jawa Pos. Pilihan Dedy ke jalur politik tentu bukan tanpa perhitungan, sebab sebagai orang media, kemampuan analisis menjadi kebanggan dalam membaca peluang dan tantangan kedepan.

Kekuatan politik pasangan Helmi-Dedy secara individu sudah sangat mumpuni, ditambah lagi dengan suntikan energi partai dan dukungan lainnya dari proses sosialisasi dan kampanye nantinya. Bagaimanapun petahana akan lebih menguasai medan.

Lantas kekuatan pasangan Patriana Sosialinda dan Mirza juga tidak dapat diremehkan. Patriana adalah pewaris. Sosok yang dikenal murah senyum dan cerdas ini loyal berkhidmat ke Golkar. Menjauhi kegaduhan dan bergaul dengan semua kalangan. Dikenal memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Ketokohan Patriana sudah tidak diragukan sebagai pewakil aspirasi perempuan. Meski dengan berpasangan bersama Mirza, Patriana dianggap kurang cocok, namun masih ada proses bersosialisasi dan kampanye nantinya untuk meyakinkan publik, bahwa pasangannya adalah yang terideal.

Sisi lain dari Patriana adalah, dia sama-sama menguasai kota dengan segala problematikanya. Lima tahun mendampingi Helmi Hasan sudah cukup baginya untuk menyimpulkan apa yang harus dilakukan untuk kota ini. 

Kekuatan lain yang membuat energi politik Patriana bertambah adalah pasca 21 Januari 2018 nanti. Diketahui penentuan caretaker adalah kewenangan Plt Gubernur Bengkulu Rohdin Mersyah melalui serangkaian mekanisme birokrasi. Tiga nama telah diajukan ke Kemendagri, kabarnya ketiganya adalah Hmaka Sabri, Budiman Ismaun dan Ricky Gunarwan. Menentukan tiga nama ini tentu sudah melalui perhitungan matang oleh Rohidin. Setidaknya, secara politik jangka panjang, ada investasi yang diperjuangkan oleh Rohidin.

Secara kepartaian, Rohidin sudah menjadi anggota Partai Golkar. Tentunya menjadi kewajiban moral bagi anggota partai untuk saling mendukung secara politik. Siapapun caretaker nantinya, secara politik aspiratif tentu juga akan tunduk pada Rohidin. Konteks pilwakot, bisa saja itu menjadi peluang Patriana menambah energi untuk berkompetisi. (**)

  • Total Visitors: 6075741