Rutan Bengkulu Izinkan Keluarga Membesuk Warga Binaan dengan Mematuhi SOP yang Berlaku
BENGKULU - Rutan Kelas IIB Bengkulu terus berupaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) yang sedang sakit. Pada Rabu (6/11), Rutan Bengkulu memberikan kesempatan bagi keluarga WBP yang tengah menjalani perawatan di klinik untuk membesuk langsung dengan tetap mematuhi Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah ditetapkan. Langkah ini diambil sebagai bagian dari komitmen Rutan untuk memberikan perawatan yang lebih humanis dan mendukung pemulihan kesehatan WBP.
Kegiatan kunjungan keluarga ini dilakukan dengan prosedur yang ketat untuk menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan Rutan. Keluarga WBP yang ingin melakukan kunjungan diwajibkan melalui proses pemeriksaan kesehatan dan identifikasi di pos jaga, sebelum diperbolehkan masuk ke ruang klinik. WBP yang sakit juga mendapatkan perhatian khusus dari petugas medis, yang memastikan mereka mendapatkan perawatan yang optimal.
“Dengan memberikan kesempatan bagi keluarga untuk membesuk WBP yang sakit, kami berharap bisa memberikan dukungan moral yang sangat penting bagi kesembuhan mereka. Kunjungan ini tidak hanya mendatangkan kebahagiaan, tetapi juga mempercepat pemulihan fisik dan mental WBP,” ungkap Karutan Bengkulu, Yulian Fernando.
Proses kunjungan keluarga berlangsung dalam suasana yang penuh kehangatan. WBP yang sedang sakit merasa sangat terbantu dengan adanya dukungan langsung dari keluarga, yang memberikan semangat untuk cepat sembuh. Kegiatan ini pun berjalan lancar tanpa mengganggu ketertiban di Rutan, berkat penerapan prosedur yang telah disepakati.
Ke depannya, Rutan Bengkulu berencana untuk terus meningkatkan pelayanan kesehatan dan memperluas kebijakan kunjungan keluarga untuk warga binaan yang membutuhkan perawatan intensif. Dengan tetap berpegang pada SOP yang berlaku, Rutan berharap dapat memberikan pengalaman yang lebih baik bagi WBP dan keluarga mereka.
"Semoga kegiatan ini bisa terus berlangsung dengan baik dan memberikan dampak positif bagi proses rehabilitasi serta pemulihan kesehatan WBP. Kami juga berharap ini dapat mempererat hubungan antara WBP dengan keluarga, yang sangat penting dalam mendukung proses reintegrasi sosial mereka di masa depan," pungkas Yulian.