Langkah Demi Langkah, Membangun Asa di Desa Hane
Oleh: Letkol Inf. Sobirin S.Ag., M.Si.
Dansatgas TMMD Reg Ke 122 Kodim 1621/TTS
Senyuman dan kebahagian warga Desa Hane saat menarikan tarian sambuatan kedatangan
TTS,- Matahari pagi baru saja merangkak naik, namun hawa panas mulai terasa menyengat kulit. Perjalanan panjang menuju Desa Hane, sebuah desa kecil di Kecamatan Batu Putih, Kabupaten Timor Tengah Selatan, tampaknya akan menguji kekuatan kami bukan hanya fisik, tetapi juga hati dan tekad untuk membawa perubahan bagi warga desa ini. Desa Hane adalah lokasi pelaksanaan TMMD ke-122 Kodim 1621/TTS. Kami tahu perjalanan ini bukan hanya sekadar tugas, tetapi sebuah misi mulia yang menyimpan harapan bagi banyak orang.
Jalan menuju Desa Hane bukanlah jalan yang mudah. Kendaraan kami berhenti di ujung desa,dan kami lanjutkan dengan berjalan kaki. Debu-debu beterbangan, menciptakan kabut tipis yang terbawa angin. Dengan tekad kuat, kami melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki, menapaki setiap jengkal tanah kering yang membentang, memantapkan hati untuk menuntaskan tugas yang telah kami emban.
Di Balik Senyum dan Asap Dapur, Kehidupan di Desa Hane
Semakin jauh kami melangkah ke dalam desa, suasana kehidupan masyarakat Desa Hane mulai terlihat di sepanjang jalan. Ibu-ibu terlihat sibuk mengurus rumah, anak-anak berlarian tanpa alas kaki di halaman rumah mereka, dan pria-pria dewasa mulai mempersiapkan aktivitas hari itu. Dari kejauhan, tampak kepulan asap dari dapur rumah warga, menandakan dimulainya aktivitas memasak. Desa ini hidup dalam kesederhanaan yang luar biasa, begitu jauh dari hiruk-pikuk kota, namun terlelap dalam kekentalan budaya dan adat setempat.
Namun, di balik kehangatan desa yang terlihat di permukaan, tersimpan cerita tentang perjuangan sehari-hari mereka. Air, kebutuhan paling mendasar untuk hidup, adalah barang langka di desa ini. Setiap hari, warga harus berjalan jauh untuk mendapatkan air bersih, sebuah perjuangan yang tak semua orang tahu. Di tengah perjalanan, kami bertemu seorang anak laki-laki yang terlihat sedang mengangkut jerigen berisi air.
Perjuangan Raihan untuk mengambil air bersih
“Dari mana, Adik?” tanya saya sambil berjongkok, menyamakan tinggi dengannya.
“Dari ambil air, Pak,” jawabnya sambil tersenyum lelah, napasnya terengah-engah.
Anak itu memperkenalkan dirinya sebagai Raihan, siswa kelas 1 SMP. Setiap pagi, sebelum berangkat sekolah, ia harus menempuh perjalanan sejauh setengah kilometer untuk mengambil air bagi kebutuhan keluarganya. Kisah Raihan adalah potret kecil dari kehidupan masyarakat Desa Hane yang bergulat dengan krisis air bersih. Setiap tetes air adalah perjuangan dan setiap perjalanan ke mata air adalah bagian dari harapan akan hari yang lebih baik.
Program TNI Manunggal Air Bersih
Cerita Raihan membuat hati kami tergerak. Kami sadar bahwa salah satu hal mendasar yang harus segera diwujudkan di desa ini adalah akses air bersih. Sebelumnya, permasalahan air bersih di Timor Tengah Selatan bahkan pernah menarik perhatian pemerintah pusat yang tak hanya fokus pada program penurunan stunting, tetapi juga memberi perhatian besar pada krisis air bersih yang menjadi salah satu akar masalah di sini.
Bak penampungan air bersih program TMAB
Sebagai bagian dari TMMD ke-122, kami membawa program khusus yang bernama TNI Manunggal Air Bersih (TMAB). Program ini bertujuan untuk mengatasi permasalahan air bersih di wilayah-wilayah terpencil seperti Desa Hane. Melalui TMAB, kami berencana membangun bak penampungan air yang akan menjadi sumber air bersih bagi warga desa. Pompa air yang kami siapkan akan mengalirkan air dari mata air ke bak penampungan, sehingga warga tidak lagi harus menempuh perjalanan jauh hanya untuk mendapatkan air bersih. Kami yakin, dengan hadirnya bak penampungan ini, kehidupan masyarakat Desa Hane akan berubah menjadi lebih baik.
Pendidikan dan Kesehatan Investasi untuk Masa Depan
Program TMMD ke-122 tidak hanya berfokus pada infrastruktur air bersih, tetapi juga menyasar bidang-bidang lain yang penting bagi kehidupan masyarakat. Di sektor pendidikan, kami membangun PAUD Roti Hidup sebagai wadah bagi anak-anak usia dini untuk mendapatkan pendidikan dasar. Pendidikan adalah fondasi utama untuk masa depan, dan kami berharap melalui pembangunan PAUD ini, anak-anak Desa Hane dapat mulai menanamkan pengetahuan dan karakter yang baik sejak dini.
Proses pembuatan Paud
Selain itu, kami juga membangun Unit Kesehatan Sekolah (UKS) di SDN Hane Dusun 1. Di tengah keterbatasan fasilitas kesehatan di desa ini, kehadiran UKS sangat penting sebagai langkah awal untuk menjaga kesehatan anak-anak sekolah. Dengan adanya fasilitas UKS, mereka kini memiliki akses lebih mudah untuk mendapatkan pertolongan pertama jika sakit atau mengalami cedera saat di sekolah.
Lapangan Olahraga, Menumbuhkan Semangat dan Sportivitas
Lapangan Futsal yang menjadi sasaran kegiatan TMMD Ke 122
Salah satu fasilitas lain yang kami bangun di Desa Hane adalah lapangan futsal. Kami percaya bahwa olahraga memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan kesehatan anak-anak hingga remaja desa. Lapangan futsal ini diharapkan menjadi tempat berkumpul, berolahraga, dan saling berbagi cerita bagi pemuda Desa Hane. Melalui olahraga, kami ingin menanamkan semangat sportifitas, kerjasama, dan daya juang di antara mereka.
Penyuluhan untuk Pemberdayaan Masyarakat
Penyuluhan yang dilakukan di SD Negeri Hane
Tidak hanya pembangunan fisik, TMMD ke-122 juga menyelenggarakan berbagai program penyuluhan yang menjadi bagian dari kegiatan non-fisik. Kami memberikan penyuluhan tentang kesehatan, sanitasi, hingga pemanfaatan sumber daya lokal sebagai sumber penghasilan tambahan. Penyuluhan ini adalah bentuk pemberdayaan yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat. Harapan kami, masyarakat Desa Hane dapat lebih mandiri dan memiliki daya tahan yang lebih baik dalam menghadapi berbagai tantangan hidup.
Menyaksikan Harapan yang Menyala di Mata Warga
Ketua Tim Wasev Mayjen TNI Jonathan Binsar.
Kehadiran kami disambut dengan antusiasme yang begitu besar oleh masyarakat Desa Hane. Mereka merasa bahwa pemerintah benar-benar hadir di tengah-tengah mereka, memahami permasalahan yang selama ini mereka hadapi. Bahkan, kedatangan Mayjen TNI Jonathan Binsar selaku ketua Tim Wasev dan Mayjen TNI Muhammad Zamroni, S.I.P., M.Si., Pangdam IX/Udayana, pada saat kunjungan kerja ke Kabupaten TTS dan kelokasi kegiatan TMMD, menjadi momen yang sangat membahagiakan bagi warga desa. Bagi mereka, kedatangan para pemimpin ini adalah simbol bahwa perhatian pemerintah terhadap mereka semakin nyata.
Mayjen TNI Muhammad Zamroni, S.I.P., M.Si., Pangdam IX/Udayana saat meninjau Lokasi Kegiatan TMMD
Antusiasme warga Desa Hane begitu terasa, terutama ketika bak penampungan air yang kami bangun telah selesai dan mulai berfungsi. Kami menyaksikan senyum bahagia dari anak-anak yang bermain air, ibu-ibu yang tak lagi harus berjalan jauh untuk mengambil air, dan bapak-bapak yang bisa lebih fokus pada pekerjaan mereka. Bak penampungan air ini adalah simbol harapan dan kerja keras kami untuk memberikan kehidupan yang lebih baik bagi mereka.
Perjuangan yang Baru Dimulai
Meski program TMMD ke-122 ini tidak mampu menyelesaikan seluruh permasalahan di Desa Hane, kami merasa telah memberikan sebuah sentuhan nyata bagi kehidupan masyarakat. TMMD ini bukanlah akhir dari perjalanan, melainkan langkah awal menuju perubahan yang lebih besar. Kami berharap, program ini dapat menginspirasi dan membuka jalan bagi program-program pembangunan lain di masa mendatang.
Perjalanan panjang menuju Desa Hane mungkin penuh dengan debu dan terik matahari, tetapi setiap langkahnya membawa makna dan harapan. Kami pulang dengan hati yang penuh, karena tahu bahwa apa yang telah kami lakukan, betapa pun kecilnya, telah memberikan arti besar bagi masyarakat Desa Hane. Di setiap tetes air bersih, di setiap senyum anak-anak, dan di setiap sorak kebahagiaan warga, kami melihat bahwa perjuangan kami tak sia-sia. Perjuangan ini adalah cerita tentang kerja keras, harapan, dan cinta yang abadi untuk negeri ini.